MANCING IKAN DI BATOK BALI SERANG, 2009
“MANCING
MANIA DI BATOK BALI SERANG BANTEN”
CIRACAS - SERANG 2009
Dalam
kondisi iklim dunia khususnya di Indonesia saat ini yang semakin terpengaruh
oleh isu global warming atau efek rumah kaca yang terkadang panas terik dan hujan
badai. Tapi tidak menghilangkan tekad para pemancing mania sedikit pun. Area
pemancing yang bertempat di daerah Ciracas Batok Bali Serang-Banten, kini mulai
marak di kunjungi oleh para pemancing mania, baik dari usia anak-anak, remaja
hingga orang dewasa. Adapun tujuannya berbeda-beda ad yang ingin menikmati sore
hari dengan melihat pemandangan di area tersebut yang indah. Ada pula yang
menjaring udang, dan mengasuh anak.
Cuaca sore itu yang asri dan bersahabat membuat para pemancing
melupakan pikiran dan masalah yang ada, menurut pemancing yang berada di tempat
tersebut yang bernama Pak Nugroho “Memancing adalah hal yang sangat menentang
dan menguji kesabaran “tegasnya”.
Bapak yang tidak kenal jenuh ini sering sekali meluangkan hobinya
bersama-teman-temannya, terkadang satu bulan sekali mereka pergi memancing ke
laut. Umpan yang digunakan untuk memancing di bendungan ataupun di laut beragam
mulai dari cacing tanah, kepompong, biskuit, pelet, udang, cumi dan campuran
lainnya” ujar bapak yanng berumur 42 tahun ini.
Pak Nugroho memaparkan hampir 90% rata-rata pemancing tidak suka
memakan ikan hasil tangkapannya melainkan pemancing hanya suka pada saat tarik
menarik melawan ikan “kalau dapat kan rasanya bangga sekali” ujar bapak yang
baru saja pensiun dari PT. Gudang Garam Tbk. Ikan yang berada di bendungan
Batok Bali pun bermacam-macam ada ikan betik, sepat, nila, lele dan kalau
beruntung mendapatkan mujair. Peristiwa menarik yang ia rasakan saat memancing
di laut bersama groupnya, waktu itu kapal nelayan yang ia sewa sebesar Rp.
600.000 (Enam ratus ribu rupiah) dalam
waktu setengah hari hampir saja tebalik akibat dorongan ombak dan tiupan angin
yang tidak bersahabat untungnya, mereka semua tidak apa-apa” kata bapak yang
menyukai Tim Persib Bandung ini.
Pak Nugroho yang mengawali hobinya dengan iseng-iseng dan berkelanjutan
ini sangat tidak setuju dengan penggunaan setrum ikan, potasium, pukat harimau
karena sangat menganggu dan merusak biota laut yang ada “Seharusnya di jaga
bukan dihancurkan” tegas bapak Nugroho yang sangat ramah”
Menurutnya Batok Bali mempunyai potensi yang amat bagus sekali untuk
dijadikan objek wisata khususnya pemancing, “apalagi kalau diadakan
event-event” ujarnya....
Harga alat-alat pemancing pun beragam mulai dari puluhan ribu sampai dengan
ratusan ribu “Kalau hobi mah harga berapapun jadi” ujarnya sampai tertawa (KDP
,Radar Smansa).
0 comments:
Post a Comment