Manajemen Proyek
Nama : Kris Dian Prabowo
Kelas : 2DC01
NPM : 48112143
Manajemen Proyek
(soft skill)
I. Pengenalan Manajemen Proyek
1. Latar
belakang, sejarah dan motivasi mempelajari manajemen proyek khususnya TI
- Laporan
Chaos 1995
- Penelitian
Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan proyek akan dibatalkan
sebelum mereka pernah mendapatkan selesai
- Hasil
lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan menelan biaya lebih dari
189% perkiraan asli mereka
- Di sisi
keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk perangkat lunak proyek yang
diselesaikan tepat waktu
- Sebuah
laporan tahun 2001 menunjukkan bahwa AS menghabiskan $ 2.3 triliun untuk
proyek setiap tahun
- Belanja
TI di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 4% dan 6% dalam
beberapa tahun mendatang
- Pada
tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US berpenghasilan hampir $
90,000 per tahun
- Di AS,
nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004, menggambarkan peran manajer
proyek penting dalam bisnis
3.
Pengertian proyek dan manajemen proyek
Proyek adalah rangkaian usaha dalam jangka
waktu tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa
unik tertentu , dilaksanakan oleh manusia dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya melalui rangkaian proses perencanaan, eksekusi dan kontrol
Contoh Proyek:
- Membuat desain baru kendaraan di zaman sekarang
- Mengembangkan produk baru
- Membangun sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah lingkungan
- Membuat perubahan dalam struktur organisasi
Proyek memiliki jangka waktu tertentu yang berarti bahwa
rangkaian aktivitas tersebut memiliki titik mulai dan titik selesai yang pasti
(ditargetkan). Bersifat unik yang berarti bahwa tidak ada proyek yang
menghasilkan produk atau jasa yang identik
Manajemen Proyek adalah penerapan pengetahuan, kompetensi,
keahlian, peralatan, metodologi, dan teknik didalam proses pengelolaan sebuah
proyek sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dari proyek tersebut
5. Kerangka kerja dan area knowledge manajemen
proyek
- Kerangka
kerja manajemen proyek menyediakan struktur dasar untuk memahami manajemen
proyek
- Konteks
manajemen proyek menggambarkan lingkungan internal dan eksternal
dimana dimana proyek tersebut beroperasi
- Rangkaian
proses manajemen proyek menggambarkan pandangan umum tentang
bagaimana proses manajemen proyek dalam pengelolaan proyek tersebut
dilaksanakan dan hubungan keterkaitan antaranya
- Pengelolaan
Waktu proyek termasuk memperkirakan berapa lama memakan waktu untuk
menyelesaikan kerja, membangun jadwal proyek yang dapat diterima, dan
menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut
- Pengelolaan
Lingkup proyek termasuk menentukan dan mengelola semua kerja yang
diperlukan untuk menyeleesaikan kesuksesan proyek
- Pengelolaan
Biaya proyek terdiri dari persiapan dan pengelolaan biaya untuk
proyek
- Proyek
pengelolaan Resiko termasuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon
resiko yang terjadi di dalam proyek
- Proyek
SDM memperhatikan kegunaan efektif dari orang yang terkait dengan proyek
itu
- Project
Integration management mempengaruhi dan dipengaruhioleh 8 area pengetahuan
lainnya
7. Hubungan
manajemen proyek dengan disiplin ilmu lain
- Sebagian
besar pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola proyek yang unik atau
hampir unik untuk manajemen proyek (misalnya: analisis jalur kritis dan
struktur kerja rincian). Namun PMBOK tidak tumpang tindih dengan disiplin
manajemen yang lainnya
- Manajemen
umum meliputi perencanaan, pengorganisasian, staf, melaksanakan, dan
mengendalikan operasi perusahaan berlangsung. Manajemen umum juga termasuk
mendukung disiplin ilmu seperti pemrograman computer, hukum, statistic dan
teori probabilitas,logistic dan personel. PMBOK ini tumpang tindih
manajemen umum di banyak daerah- prilaku organisasi, peramalan keuangan,
dan teknik perencanaan
Daerah aplikasi adalah kategori
proyek yang memeiliki elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak
dibutuhkan hadir dalam semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal
Teknis elemen, seperti pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik
kontruksi.Manajemen elemen, seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk
baru. Industry kelompok, seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan
9. Profesi
dan Sertifikasi Manajemen Proyek
- Profesi
manajemen proyek:
Berbagai kelompok – kelompok tertentu berminat di berbagai bidang seperti
engineering, berbagai bidang jasa, maupun kesehatan
-
Sertifikasi manajemen proyek:
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
11.
Manajemen Proyek Software
Enterprise Proyek Manajemen software mengintegrasikan informasi dari beberapa
proyek untuk memperlihatkan status proyek-proyek yang telah disetujui, aktif,
dan akan datang dalam seluruh organisasi Juga menyediakan link pada informasi
yang lebih detail mengenai suatu proyek tertentu
Sumber:
Information
Technology Project Management, 5th "Edition" , by Kathy Schwalbe,
Thompson Course
Technology,
Boston-Massachusetts, 2007, Chapter 1 (ibm@ilkom.ac.id)
II. Konteks Manajemen Proyek dan
TI.
1. Gambaran
sistem dari manajemen proyek
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Manajer proyek yang sukses harus memiliki dan mengembangkan banyak ketrampilan
dan memimpin tim mereka melalui praktek langsung. Proyek memiliki beberapa
atribut, seperti bersifat unik, sementara dan dikembangkan secara incremental.
Sebuah kerangka untuk manajemen proyek termasuk stakeholder, sembilan bidang
pengetahuan, tools dan teknik, dan menciptakan portofolio proyek untuk menjamin
kesuksesan perusahaan
3. Pemahaman
mengenai organisasi dan struktur dasar organisasi serta pengaruhnya pada proyek
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaanya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
a. Ukuran
(size):
- Makin
besar akan semakin komplek impersonal, semakin lugas , semakin sulit
diarahkan, semakin sulit dipadukan
- Ukuran
menciptakan dilema
- Tak ada
yang tahu ukuran yang optimum
b. Jumlah
tingkatan hirarkhi:
- Kalau
terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi vertikal
- Sebaiknya
tak terlalu banyak
- Perhatikan
efektivitas komunikasi
c. Struktur
kewenangan:
- Orang-orang
yang punya kewenangan membuat keputusan bagi organisasi
- Siapa
saja yang termasuk dalam struktur
- Bila
hanya satu orang bisa timbil kesulitan
- Pendelegasian
wewenang
d. Struktur
komunikasi:
- Variabel
yang terpenting
- Dari
puncak hirarkhi sampai ke paling bawah
- Juga
perlu diperhatikan komunikasi horisontal
e. Struktur
tugas:
- Sama
dengan struktur peranan
- Cara
organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya
- Apakah
semua pekerjaan terbagi habis
- Apakah
semua anggota mendapat peranan
- Apakah
hanya orang tertentu saja yang berperan
f. Struktur
status dan prestis:
- Apa
yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yang diberikan
- Apakah
prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadi anggota organisasi
- Apakah
prestis terbagi secara merata
- Apakah organisasi
memiliki jenjang status yang terbuka bagi semua anggota
g. Jarak
psikologis:
- Antara
orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang
melakukan pekerjaan)
- Komunikasi
emosi antara orang-orang dalam hirarkhi
- Menunjukkan
kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak
5. Phase dan
siklus hidup proyek
Ada 6 tahap siklus hidup proyek yaitu: Model Water Fall, System Engineering,
Over Lapping Phases, Prototyping, Joint Aplication Development, Herative Life
Cycle. Berikut penjelasan secara detailnya:
a. Model
Water Fall
- System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem
yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software
- Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software
- Design. Proses ini digunakan untuk mengubah
kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint”
software sebelum coding dimulai
- Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal
ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk
yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui
proses coding - Maintenance
- Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah
di ujicobakan 2. System Engineering
- Maintenance. Pemeliharaan suatu software
diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang
dibuat tidak selamanya hanya seperti itu
b. System Engineering
Tahapannya
dengan menggunakan OMT (Object Modelling Technique)
- Model
Objek
- Model
Dinamis
- Model
Fungsional
c. Over
Lapping Phases
- Komunikasi
pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan
yang diinginkan oleh pelanggan
-
Perencanaan, yaitu
tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan
- Analisis Resiko, yaitu
tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko manajemen dan teknis
-
Perekayasaan, yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi
dari apikasi tersebut
- Konstruksi
dan peluncuran, yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang
, dan memberi pelayanan kepada pemakai
- Evaluasi
Pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan
d.
Prototyping
-
Pengumpulan kebutuhan. Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis
besar sistem yang akan dibuat
- Membangun
prototyping. Membangun
prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian
kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)
- Evaluasi
protoptyping. Evaluasi
ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan
-
Mengkodekan sistem. Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman yang sesuai
- Menguji
sistem. Setelah
sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan
- Evaluasi
Sistem. Pelanggan
mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan
-
Menggunakan sistem. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan
e. Joint
Aplication Development
- Bussiness
Modelling. Tahap ini
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan informasi
- Data
Modelling. Tahap aliran
informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data
- Process
Modelling. Tahap
dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang
diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis
- Aplication
Generation. Tahap
dimana menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang
bisa digunakan lagi
- Testing
and Turnover. Tahap
pengujian sistem
f. Herative
Life Cycle
- Perencanaan
(Planning). Tujuan dari
tahap perencanaan adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work plan) formal
untuk pengembangan sistem
-
Pendefinisian Knowledge (Knowledge Definition). Tujuan tahap ini adalah
mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem
- Perancangan
Knowledge (Knowledge Design). Tujuan tahap ini adalah menghasilkan rancangan rinci
untuk sistem
- Koding dan
pengujian (Code and Checkout). Tahap ini menandakan dimulainya pemrograman
- Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification). Tahap ini bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan
konsistensi sistem
- Evaluasi sistem (System Evaluation). Tahap ini
merupakan tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk menyimpulkan apa yang
dipelajari dari rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan
7. Model Prediksi Hidup Proyek
Pada bagian prediksi hidup proyek , di sini proyek sudah mempunyai ruang
lingkup atau scope yang jelas , sehingga waktu penyelesaian proyek dapat di
prediksi. Contoh model ini diantaranya adalah:
- Waterfall Model
- Spiral Model
- Increment Building Model
- Prototyping Model
- Raid Application Development Model (RAD
Model)
9. Fungsi Kerja Manajemen
Proyek
Adapun fungsi kerja dari manajemen proyek, diantaranya adalah :
- Menentukan lingkup proyek
- Mengidentifikasi stakeholder, pengambil
keputusan, dan prosedur eskalasi
- Kembangkan daftar tugas rinci
- Perkiraan waktu yang diperlukan
- Mengembangkan diagram alur manajemen proyek awal
- Laporan status proyek
- Mengelola perubahan proses kontrol
- Evaluasi proyek yang diperlukan
11. Karakteristik Dari Manajer
Proyek Yang Efektif dan Tidak Efektif
Beberapa kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek antara lain:
- Inovasi
dan menjaga stabilitas.
- Menetapkan
gambaran dan terlibat langsung di lapangan.
- Mendorong
individu tetapi juga menekan tim.
- Campur
tangan atau tidak.
- Fleksibel
tapi ketat.
- Loyalitas
tim dan loyalitas organisasi.
Kontradiksi ini memerlukan kecakapan khusus bagi manajer proyek untuk
mengambil posisi mereka dan menempatkan keputusan sesuai dengan keadaan. Terpaku
pada suatu prinsip yang ketat tidak akan menyelesaikan masalah, karena manajer
proyek tidak bekerja sendiri. Dalam buku yang sama Grey&Larson (2006) juga
menggambarkan ciri-ciri dari seorang manajer proyek yang efektif. Diantaranya
adalah:
Pemikir Sistem, kemampuan dalam berpikir untuk mengelola interaksi antar
komponen dan sumber daya proyek yang berbeda-beda, karena tidak bisa dikatakan
efektif apabila penyelesaian masalah hanya secara parsial. Hal ini akan
mempersulit sang manajer untuk mengambil keputusan.
Integritas Pribadi, membangun dan meningkatkan kemampuan diri menjadi
sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum meningkatkan kemampuan anggota
tim.
Proaktif, bedakan dengan reaktif. Para manajer proyek dituntut tidak hanya
akan melihat peristiwa yang telah terjadi (reaktif), akan tetapi juga selalu
meneropong masa depan dan berjuang keras menemukan masa depan proyek
(Kartajaya, 2003)
Toleransi yang tinggi terhadap Stress, mengingat proyek merupakan hal yang
rumit dan kompleks, pasti akan menimbulkan tekanan terhadap orang yang bebankan
tanggungjawab kepadanya. Manajer proyek harus mampu mengelola kondisi
psikologis mereka agar dapat bertahan dalam tekanan.
Perspektif Bisnis Umum, seorang manajer proyek harus memahami dasar-dasar
bisnis dari disiplin teknis yang berbeda-beda sebagai kerja antar fungsional.
Politikus Mahir, strategi dalam menghadapi banyak orang dan mendapatkan
dukungan dari semua pihak merupakan cirri penting manajer proyek yang sukses.
Optimis, Slater (1999) dalam bukunya Saving Big Blue mengatakan “Anda dalam
kesulitan Besar jika Menganggap anda Sudah Selesai”. Maksud dari kata-kata ini
ialah, masalah-masalah yang sudah diselesaikan tidak bisa kita lepas begitu
saja, karena pada nantinya kan bermunculan masalah-masalah baru di dalam
pelaksanaan proyek. Kepercayaan diri terhadap proyek, mampu membuat seorang
manajer proyek melakukan inovasi dan mengubah strategi proyek ke arah yang
lebih baik tanpa meninggalkan perencanaan yang telah ditetapkan.
Sumber:
III. Grup proses Manajemen Proyek
: Studi kasus
1. Grup
proses manajemen proyek
Dalam sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap proses tersebut membentuk
suatu grup proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses:
- Inisisasi
yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
-
Perencanaan proyek yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta
merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati
- Eksekusi
yaitu mengintegerasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan proyek dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan
- Kontrol
yaitu mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta
mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah
dibuat sebelumnya
- Akhir
melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari
proyek
3. Membangun metodologi manajemen proyek IT
Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung
pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi
apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih
dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software
atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang
digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat
tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada
proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman
maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu
atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa
dimonitor apalagi dikontrol
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai
macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek
apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu
misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software.
Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK
memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada
metodologi yang "one size fits all"
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk
perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan
sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat
disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek
Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa
metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap
dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian
menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan
klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel "Defining &
Classifying Project Management Methodologies." Berikut ini gambaran level
dari klasifikasi metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi
metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized
methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4
maupun L5 sesuai kemampuan
manajer proyek
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
- A common
project management model
-
Companywide project management training programs
- Project
management career development
-
Knowledge-sharing activities
5. Inisiasi
proyek
Inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek
sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan
yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat
dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk
direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.
Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek
diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan
7. Rencana
proyek
Rencana proyek merupakan sebuah kerangka gagasan –
gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa
yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat
Sumber :
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
IV. Project Integration
Management (Manajemen Integrasi)
1. Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang
baik
- Manajer
proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project
life cycle berlangsung
- Kebanyakan
manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan
big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
- Manajemen
integrasi proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
- Manajemen
integrasi proyek: termasuk Interface
- Management
(identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek
3. Kerangka
kerja integrasi manajemen proyek, pengembangan, atribut, dan elemen umum dari
sebuah rencana proyek
Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan menuangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang konseptualisasi
sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut semua aktivitas yang
berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga titik pencapaian tujuan.
Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya
konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang biasanya berbentuk proposal
Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan
proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka
kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang
akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan
proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan
cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalam
manajemen proyek
Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan
pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas
yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan
tentang manajemen proyek (project management knowledge) meliputi:
- Manajemen
integrasi proyek, terdiri dari:
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap
perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh
elemen proyek terkoordinasi dengan baik
- Manajemen
ruang
lingkup proyek: dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap
perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan,
sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek
- Manajemen
waktu: mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas,
tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal
hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa
panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga
dijamin selesai pada waktunya
- Manajemen
biaya: meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan
besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting,
terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam
pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah
dianggarkan
- Manajemen
mutu: dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan
kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting
sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana
proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder)
- Manajemen
sumber daya manusia (SDM): mulai dari perencanaan
organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana
proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan,
dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi
SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek
- Manajemen
komunikasi proyek, terdiri atas:
perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan
aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar
pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik
- Manajemen
resiko, mulai dari identifikasi resiko, perencanaan
manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan
respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini
paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga
ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat).
Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon
terhadap resiko yang muncul
- Manajemen
pengadaan, mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan
kebutuhan sumber daya hingga segala ur mulai dari perencanaan
pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan
administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi
penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak
luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari
pemerintah
5. Analisis Stakeholder dan contohnya
Dokumen stakeholder analisis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif),
karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan:
- Nama
dan organisasi stakeholder
- Peranannya
dalam proyek
- Fakta-fakta
unik mengenai stakeholder
- Level
keterlibatannya, dan
- Ketertarikannya
akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholde
Contohnya:
7. Alat dan
teknik eksekusi proyek
- Metodologi
manajemen proyek
- Manajemen
proyek sistem informasi
9. Change
Control System dan Change Control Boards (CCBs)
- Sistem
kontrol perubahan:
- Proses
yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana
dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah
- Menggambarkan
orang yang berwenang untuk membuat perubahan dan bagaimana cara membuat
perubahan tersebut
- Seringkali
melibatkan Change Control Board (CCBs), manajemen konfigurasi dan
proses untuk mengkomunikasikannya
- Change
control board:
- Kelompok
formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau
menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk
mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola
implementasi perubahan yang disetujui
- Anggota
CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi
- Masalah
yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan
membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan
karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat
sumber : www.google.com
www.cristianorenaldy7.blogspot.com
www.manajemenproyek.net
www.adhepy.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment